Pohon Keputusan (Decision Tree)

Definisi

Secara konsep, Pohon Keputusan merupakan salah satu teknik dari Analisis Keputusan (Decision Analysis). Terdapat banyak definisi teknis yang bisa ditemukan dalam berbagai sumber mengenai pohon keputusan karena beragamnya aplikasi pohon keputusan ini pada berbagai jenis proses dan industri yang berbeda-beda. Definisi yang paling sederhana mengenai apa itu Pohon Keputusan, adalahdiagram analisis yang dapat membantu pengambil keputusan ketika menghadapi beberapa opsi dengan cara memproyeksikan hasil yang mungkin terjadi.  Pohon tersebut juga memperlihatkan faktor-faktor kemungkinan/ probablitas yang akan mempengaruhi alternatif-alternatif keputusan tersebut, disertai dengan estimasi hasil akhir yang akan didapat bila kita mengambil alternatif keputusan tersebut

Definisi teknis yang diambil dari beberapa buku Manajemen Operasional, bahwa Pohon Keputusan merupakan  “Model alternatif pilihan yang tersedia bagi pengambil keputusan, beserta kemungkinan konsekuensinya.” Pohon keputusan dapat digunakan saat membuat berbagai pilihan, mulai dari keputusan yang paling sederhana sampai yang sangat yang rumit. Konsep dari pohon keputusan adalah mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan keputusan. Pohon keputusan memadukan antara eksplorasi data dan pemodelan, sehingga sangat bagus sebagai langkah awal dalam proses pemodelan bahkan ketika dijadikan sebagai model akhir dari beberapa teknik lain.

Manfaat  dan Kelebihan Pohon Keputusan

Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalah kemampuannya untuk menyederhanakan proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih sederhana sehingga pengambil keputusan akan lebih mudah menginterpretasikan solusi dari permasalahan

Terdapat beberapa keuntungan menggunakan pohon keputusan, di antaranya adalah:

  • Menghilangkan perhitungan-perhitungan yang tidak dibutuhkan. Sample yang diuji hanya berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.
  • Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat global, dapat diubah menjadi lebih simpel dan spesifik.
  • Dalam analisis multivariat, dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya sangat banyak, seorang penguji biasanya perlu untuk mengestimasikan baik itu distribusi dimensi tinggi ataupun parameter tertentu dari distribusi kelas tersebut. Metode pohon keputusan menghindari munculnya permasalahan dengan menggunakan kriteria yang jumlahnya lebih sedikit pada setiap node internal tanpa banyak mengurangi kualitas keputusan yang dihasilkan.
  • Bersifat fleksibel, memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain dalam node yang sama. Kefleksibelan metode pohon keputusan ini meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika dibandingkan ketika menggunakan metode penghitungan satu tahap yang lebih konvensional

Keterbatasan dan Kekurangan Pohon Keputusan

Seperti halnya alat bantu umumnya, pohon keputusan juga mempunyai kekurangan, antara lain:

  • Terjadi overlap dalam menggunakan kelas-kelas dan kriteria yang digunakan dalam jumlah besar. Hal tersebut juga dapat menyebabkan meningkatnya waktu pengambilan keputusan dan jumlah memori yang diperlukan.
  • Pengakumulasian jumlah eror dari setiap tingkat dalam sebuah pohon keputusan yang besar.
  • Kesulitan dalam mendesain pohon keputusan yang optimal.
  • Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon keputusan sangat tergantung pada bagaimana pohon tersebut didesain.

Contoh Pohon Keputusan

Berikut merupakan contoh pohon keputusan yang ada di dalam lingkungan tempat saya bekerja. Pada saat pemilihan vendor kontraktor, perusahaan tempat saya bekerja memiliki 2 pilihan keputusan yang salah satunya harus dipilih dan dilakukan. Keputusan pertama memilih vendor dengan melakukan pelelangan terbuka dan keputusan kedua memilih vendor dengan melakukan  pelelangan terbatas. Pelelangan terbuka menempuh waktu proses pelelangan 90 hari dan perusahaan – perusahaan yang mengikuti pelelangan tersebut belum pernah mendaftar sebelumnya. Sementara untuk pelelangan terbatas menempuh waktu proses pelelangan 75 hari dan perusahaan – perusahaan yang mengikuti pelelangan tersebut pernah mengikuti dan mendaftar sebelumnya.

 

Nama : Aniza
NPM   : 0216104054
Kelas   : B Reguler B2
Dosen Pengampu : Iis Rostiawati, S.E., M.M.

Structuring The Project

Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi proyek adalah pengorganisasian dalam lingkup pekerjaan proyek konstruksi yang mempunyai hubungan kerjasama yang baik dan bertanggung jawab antara semua unsur – unsur yang terkait agar dapat mencapai suatu keberhasilan semua jenis pekerjaan yang dihasilkan, ketetapan dan kelancaran pekerjaan.

Tujuan Struktur Organisasi dalam Proyek :

  • Menentukan tujuan bersama dalam organisasi
  • Menentukan semua jenis pekerjaan yang diperlukan
  • Menempatkan orang – orang yang bertugas pada bagian pekerjaan tersebut
  • Mengelompokkan jenis – jenis pekerjaaan.

Unsur – unsur pengelola proyek :

  1. Pemilik proyek

Pemilik proyek atau disebut juga pemberi tugas atau owner adalah suatu badan usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun swasta yang memiliki, memberikan pekerjaan serta membiayai suatu proyek dalam proses pembangunan suatu bangunan.

Tugas, wewnang dan tanggungjawab pemilik proyek :

  • Menunjuk dan mengangkat wakilnya bagi kebutuhan perencanaan dan pelaksanaan
  • Mengesahkan keputusan yang menyangkut biaya, mutu dan waktu pelaksanaan
  • Menyelesaikan perselisihan menyangkut proyek yang terjadi antara bawahannya dengan pihak pemborong
  • Menyediakan pendanaan – pendanaan bagi kontraktor pelaksana
  • Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan memperhatikan pertimbangan yang diberikan oleh konsultannya.
  1. Konsultan Perencana

Konsultan perencana mempunyai kewajiban atau tugas yang merencanakan suatu rencana dalam perencanaan struktur, arsitektur dan mekanikal/elektrikal oleh pemilih proyek.

Tugas atau Kegiatan Konsultan Perencana :

  • Membuat sketsa dan memberikan gagasan gambaran pekerjaan, meliputi pembagian ruang, rencana pelaksanaan dan lainnya.
  • Membuat gambar detail atau penjelasan lengkap dengan perhitungan konstruksinya
  • Membuat rencana kerja dan syarat – syarat (RKS) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
  • Temoat berkonsultasi jika ada hal – hal yang meragukan di bidanga arsitektural, struktur dan ME.
  1. Konsultas Pengawas

Konsultas pengawan adalah organisasi atau perorangan yang bersifat multidisiplin yang bekerja untuk dan atas nama pemlikik proyek. Pengawan harus mampu bekerja sama dengan konsultan perencana dalam suatu proyek.

Tugas atau kegiatan konsultan pengawas :

  • Melakukan pengawasan berkala serta memberikan pengarahan, petunjuk dan penjelasan kepada pelaksana konstruksi serta meneliti hasil – hasil yang telah dikerjakan
  • Memberikan rekomendasi progress report pekerjaan pelasana untuk meminta dana kepada pemilik proyek untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan selanjutnya
  • Memberikan teguran dan atau peringatan kepada pelaksana konstruksi apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi penyimpangan dari spesifikasi dan gambar – gambar teknis
  • Mempersiapakan, mengawasi dan melaporkan hasil pelaksanaan proyek kepada pemilik proyek.
  1. Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana adalah perusahaan berbadan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pemborongan. Kontraktor dapat berupa perseorangan ataupun badan hukum, baik pemerintah maupun swasta yang telah ditetapkan dari pemilik proyek serta telah menandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK). Kontraktor pelaksana ini bekerja dengan mengacu pada gambar kerja (bestek), rencana kerja dengan syarat – syarat (RKS) yang telah disusun sebelumnya.

Tugas atau Kegiatan Kontraktor Pelaksana :

  • Melaksanakan semua kesepakatan yang ada dalam kontrak kerja, baik dari segi schedulling pelaksanaan maupun masa pemeliharaan
  • Mematuhi dan melaksanakan segala petunjuk yang diberikan oleh direksi
  • Sebelum pekerjaan dimulai.
  • Menyediakan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan jasa yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan biaya pelaksanaan, waktu pelaksanaan, kualitas pelaksanaan, kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan dan keamanan kerja.

Hubungan Kerja antara Unsur – Unsur Proyek

Manajer Proyek

Manajer Proyek adalah perwakilan dari kontraktor yang bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan pekerjaan proyek, sesuai dengan manajemen proyek dan perencanaan proyek secara menyeluruh.

Kompetensi Manajer Proyek :

  • Knowledge
  • Performance
  • Personal

Tugas dan Tanggungjawab Manager Proyek :

  • Mengidentidikasi dan menyelesaikan pontensi masalah yang akan timbul
  • Melakukan koordinasi
  • Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi proyek, meliputi aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan proyek
  • Melaksanakan dan mengontrol operasional

 

Sumber :

Dimyati,HamdanDrs.H.A.&Nurjaman,Kadar.(2014).ManajemenProyek.Bandung:PustakaSetia.

http://duniatekniksipil76.blogspot.com/2017/01/manajemen-proyek-dan-struktur.html

https://manajemenproyekindonesia.com/?p=2822

http://www.uraiantugas.com/2016/10/tugas-project-manager.html

 

Nama                            : Aniza
NPM                              : 0216104054
Kelas                             : B Reguler B2
Mata Kuliah               : Manajemen Proyek
Dosen Pengampu  : Iis Rostiawati, S.E., M.M.

 

 

Komponen Proses Evaluasi Pohon Keputusan Manejemen Proyek

Project Selection 
Suatu proses untuk memilih proyek yang mana prioritas. Setiap gagasan proyek akan dinilai dari berbagai perspektif. Pada tahapan ini proyek hanya sebatas saran dan ide untuk perbaikan masalah atau meningkatkan kinerja. Proses ini juga akan menyaring proyek yang bermutu, yaitu proyek yang mampu memberikan dampak besar, tingkat kesuksesan yang tinggi, dan menggunakan effort yang masih terjangkau oleh Organisasi. Effort dalam hal ini adalah waktu dan biaya.

Project Selection berguna untuk mengetahui resiko-resiko yang ada dalam proyek, seperti:

  • Technical Risk
  • Financial Risk
  • Safety Risk
  • Quality Risk
  • Legal Exposure

Keuntungan yang didapat dalam Project Selection :

  • Diharapkan adanya ROI
  • Payback Period
  • Potential Market Share
  • Long-term market dominance

Checklist & Scoring Models

Evaluasi proyek atau uji kelayakan bisnis merupakan pengkajian suatu usulan proyek untuk menentukan apakah dapat dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project) dengan berdasarkan berbagai aspek kajian.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat menghindari kesalahan investasi modal untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

Tahap – Tahap dalam Checklist & Scoring Models:

  1. Tahap Penemuan Ide
    Penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk dari proyek.
  2. Tahapan Penelitian
    Meneliti beberapa alternatif proyek dengan berbagai metode ilmiah.
  3. Tahap Evaluasi Kelayakan
    Membandingkan manfaat (benefit) dengan seluruh biaya yang akantimbul.
  4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
    Apabila terdapat lebih dari satu usulan rencana proyek yang dianggap layak maka manajemen dapat menentukan prioritas usulan yang layak berdasarkan kriteria-kriteria pengurutan (ranking) yang telah ditentukan.
  5. Tahap Rencana Pelaksanaan
    Setelah ditentukan rencana proyek mana yang akan dijalankan,perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan (konstruksi) proyek.
  6. Tahapan Pelaksanaan
    Tahap merealisasikan konstruksi proyek tersebut. Jika proyek selesai dikonstruksi, maka proyek dioperasionalisasikan.

Checklist Models

Checklist Models adalah model pemilihan proyek berdasarkan daftar kriteria yang berhubugan dengan pilihan proyek. Metode cheklist adalah daftar kriteria yang diterapkan untuk proyek-proyek yang mungkin membutuhkan kesepakatan tentang kriteria, dan menganggap semua kriteria sama pentingnya. Metode cheklist ini  berfungsi untuk mencatat opini dan mendorong diskusi

Scoring Models

Scoring models adalah model pemilihan proyek yang memberikan peringkat pada setiap kriteria pembangunan proyek sesuai dengan kepentingannya. Scoring model ini dilakukan dengan cara memberikan nilai (score) terhadap komponen-komponen yang telah ditentukan sesuai dengan bobot kepentingannya.

Scoring Models / Model penilaian membutuhkan :

  • kesepakatan tentang kriteria
  • kesepakatan tentang bobot untuk kriteria
  • skor yang ditetapkan untuk setiap kriteria

Pohon Keputusan 

Pohon keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki, dan salah satu metode klasifikasi yang paling populer karena mudah untuk diinterpretasi.

Tujuan pohon keputusan atau decision tree, yaitu :

  • Memahamu kasus dan seluruh aspek yang terkait
  • Menggambarkan kerangka berfikir yang sistematis
  • Menggambarkan struktur pengambilan keputusan yang dilakukan desicion maker sepanjang tahapan atau urutan waktu termasuk seluruh kemungkinan keputusan dan outcome.

 

Sumber :

Dimyati, Hamdan, A.2014. Manajemen Proyek, CV Pustaka Setia

Nama                            : Aniza
NPM                              : 0216104054
Kelas                             : B Reguler B2
Mata Kuliah               : Manajemen Proyek
Dosen Pengampu  : Iis Rostiawati, S.E., M.M.

 

Manajemen Proyek (Project Management)

Pengertian Proyek

Kata proyek berasal dari kata Latin projectum dari kata kerja proicere Latin, “sebelum tindakan” yang pada gilirannya berasal dari pro-, yang menunjukkan prioritas, sesuatu yang datang sebelum sesuatu yang lain pada waktunya (sejajar dengan ??? Yunani) dan iacere, “ melakukan”. Kata “proyek” dengan demikian awalnya berarti sebelum suatu tindakan”. Proyek adalah urutan (sementara) aktivitas-aktivitas unik, kompleks, dan terkoneksi yang memiliki satu tujuan atau sasaran dan harus dilengkapi dengan waktu yang spesifik, sesuai dengan anggaran dan sesuai dengan spesifikasi. Proyek selalu bersifat sementara atau temporer dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (Operasi-Produksi), dimana operasi-produksi mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan aktivitasnya biasanya bersifat permanen untuk menghasilkan produk atau layanan.

Batasan Proyek

  1. Waktu
  2. Biaya
  3. Kualitas dan Ruang Lingkup Pekerjaan

Pengertian Manajemen Proyek (Project Management)

Manajemen proyek berasal dari kata manajemen dan proyek. Secara mendasar pengertian manajemen proyek adalah proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, serta pengendalian akan sumber daya organisasi/perusahaan yang digunakan dalam meraih tujuan organisasi/perusahaan yang telah ditentukan.

Tujuan Manajemen Proyek

  1. On Time. Penyelesaian suatu proyek sesuai dengan waktu yang ditentukan dan tidak terjadi keterlambatan.
  2. Anggaran Sesuai Dengan Perencanaan. Penggunaan anggaran dalam proyek sesuai dengan rencana anggaran yang telah disusun dan tidak ada pemborosan dan biaya tambahan di luar rencana anggaran.
  3. Kualitas Sesuai dengan Kriteria yang disyaratkan.
  4. Keberjalanan Kegiatan Proyek berlangsung dengan lancar.

Ruang Lingkup Manajemen Proyek

  • Menetapkan waktu kapan proyek akan dilaksanakan.
  • Merencanakan scoope atau besaran lingkup yang akan digarap pada suatu proyek.
  • Menyusun dan menjelaskan definisi operasional dari setiap ruang lingkup proyek.
  • Melakukan verifikasi dan pengawasan terhadap perubahan yang dapat terjadi saat proyek dilaksanakan.

Sasaran Manajemen Proyek

  1. Mengembangkan dan menyelesaikan proyek yang sesuai dengan rencana anggaran dan sesuai dengan deadline yang telah ditetapkan serta dengan kualitas hasil proyek yang disyaratkan sesuai spesifikasi yang telah dianalisis.
  2. Meningkatkan reputasi/nama baik bagi pelaksana proyek/kontraktor berdasarkan dengan kualitas hasil proyek yang dikerjakannya.
  3. Mengarahkan dan membentuk organisasi baik di kantor pusat atau di lapang untuk menjamin terlaksananya manajemen operasional proyek dengan team work yang baik.
  4. Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendukung aktivitas proyek yang meliputi ketersediaan sarana prasarana, keadaan dan keselamatan kerja, serta hubungan komunikasi yang baik antara pihak yang terlibat di dlaam proyek.
  5. Memelihara keharmonisan hubungan antar sesama anggota proyek yang bekerja sehingga setiap pelaksana proyek akan berusaha memberikan kemampuan dan ketrampilan terbaik mereka dalam penyelesaian proyek.

Siklus Proyek

Siklus hidup proyek adalah tahap – tahap perkembangan proyek dari awal gagasan hingga proyek dinyatakan selesai dimana setiap tahap memiliki pola tertentu.

Empat Tahap Siklus Proyek :

  • Proyek dalam tahap konsepsualisasi
  • Proyek dalam tahap perencanaan dan pengembangan
  • Proyek dalam tahap pelaksanaan
  • Proyek dalam tahap terminasi

Kriteria Sukses Proyek

Kriteria sukses proyek terbagi menjadi dua ukuran :

  1. Objective measures
  • Time
  • Cost
  • Health and Safety
  • Profitability
  1. Subjective measures
  • Quality
  • Technical performance
  • Functionality
  • Productivity
  • Satisfaction
  • Environmental Sustainability

Sumber :

https://manpro.id/2018/12/31/pengertian-dan-jenis-proyek/

https://jurnalmanajemen.com/pengertian-manajemen-proyek/

Dimyati hamdan, H.A., dan Kadar Nurjaman. 2014. Manajemen Proyek.Bandung: PUSTAKA SETIA.

 

Nama                           : Aniza

Kelas                            : Manajemen S1 Reg B2, Kelas B

NPM                             : 0216104054

Dosen Pengampu  : Iis Rostiawati, S. E., M. M.

 

Halo UTama !

Selamat datang di Blog Situs ANIZA. Ini adalah posting pertama Anda. Edit atau hapus, lalu mulai ngeblog!